Minggu, 29 Januari 2012

PERAYAAN HARI RAYA GALUNGAN & KUNINGAN


Umat Hindu di Bali mulai bersiap-siap menyongsong Hari Raya Galungan yang bermakna memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (Keburukan). Hari Raya Galungan yang dirayakan setiap 210 hari sekali ini, menurut penanggalan pawukon kali ini jatuh pada hari Rabu, Wuku Dunggulan, 1 Februari 2012, menyusul sepuluh hari kemudian Hari Raya Kuningan Sabtu (tanggal 11 januari 2012).

Masyarakat Bali yang beragama Hindu yang tinggal  di kota maupun pedesaan sudah melakukan persiapan dengan untuk menyambut datangnya hari raya galungan, Bagi kaum pria dalam satu keluarga sudah menyiapkan bambu (baik beli ataupun mencari sendiri klo punya pohonnya :D), selain itu mencari janur, ambu (enau), dan menyiapkan pala bungkah dan pala gantung untuk  hiasan penjor yang nantinya  akan dipajang di depan pintu masuk (Kalau di bali namanya angkul-angkul) Rumah masing-masing.

Tapi sekarang berbagai jenis peralatan penjor (bambu yang dihias) itu sudah ada yang menjualnya secara lengkap di pasar (jaman sekarang siapa sih yang mau susah? Yakan J), sehingga kebanyakan warga membeli modifikasi peralatan penjor yang terbuat dari lontar. Selain kelihatan lebih menarik juga lebih gampang untuk membuatnya. Dengan kelengkapan modifikasi itu lebih praktis, karena hanya tinggal mengikat pada bambu sudah rampung, berbeda halnya dengan menggunakan enau atau janur yang memerlukan waktu lebih lama untuk menghias bambu menjadi penjor.

Sementara yang perempuan, baik remaja putri maupun ibu rumah tangga memanfaatkan waktu luangnya untuk merangkai janur (mejejahitan), metanding canang dan banten guna dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sanghyang Widhi Wasa, saat Hari Raya Galungan maupun Kuningan. (tapi aku juga sering kok bantu ibu buat mejejahitan, metanding canang dan juga mebanten, maklum ngga punya saudara kandung perempuan L) .

Hiasan penjor itu akan berdiri di mana-mana didepan rumah warga sehari sebelum umat Hindu merayakan Hari Kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) yaitu saat Penampahan Galungan, tanggal 31 Januari mendatang. Hari Penampahan galungan adalah hari dimana umat hindu akan melakukan penyembelihan terhadap hewan Babi, sebagai simbolis bahwa kita bisa menghilangkan sifat-sifat kebinatangan dalam diri kita masing-masing. Pada hari inilah dianggap sebagai hari untuk mengalahkan Butha Galungan dengan upacara pokok yaitu membuat banten byakala. Babi yang dipotong ini nantinya sebagian akan dipergunakan sebagai pelengkap dalam sesajen seperti pembuatan sate galungan yang mempergunakan sebagian komponen dari daging babi, dan sebagian lagi bisa dinikmati oleh umat yang pengolahan dagingnya ini bisa untuk berbagai jenis masakan Bali, seperti : dipergunakan untuk membuat masakan lawar, urutan, babi kecap, tum, pesan, sere pepel, timbungan, oret, dll. (pada hari ini makanannya banyak dan cocok yang buat yang ingin menambah berat badan :D). Pada saat Penampahan Galungan juga biasanya umat melakukan aktifitas lainnya yaitu mecenigan (menghias merajan, memasang wastra untuk pelinggih di merajan).     

Dan keesokan harinya (tanggal 1 februari 2012) tibalah saatnya Hari Raya Galungan itu sendiri. Disini umat akan melakukan persembahyangan di pura khayangan tiga, beserta di pura pedharman/ leluhur masing-masing. Pada hari raya inilah merupakan kesempatan bagi berkumpulnya seluruh anggota keluarga untuk melakukan persembahyangan dan melakukan silahturahmi dan peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa. kita akan melihat para perempuan Hindu mengenakan busana adat Bali sambil menjunjung sesajen (sesaji) didampingi suami atau putra-putrinya pergi ke Pura maupun tempat suci milik  keluarga (merajan/sanggah) untuk melaksanakan persembahyangan.

 Belum selesai sampai disini, keesokan harinya adalah hari raya manis galungan yang biasanya dipergunakan bagi anggota keluarga yang sudah berkumpul untuk saling mengunjungi sanak keluarga yang lainnya untuk bersilahturahmi. Pada hari ini umat mengenang betapa indahnya kemenangan dharma. Umat pada umumnya melampiaskan kegembiraan dengan mengunjungi tempat-tempat rekreasi.  dua hari setelah hari raya Galungan adalah hari raya pahing Galungan. Pada hari ini, biasanya umat hindu akan melakukan pembersihan kembali terhadap perabotan tempat sesajen, tempat suci, dll sebagai persiapan untuk menyambut datangnya Hari Raya Kuningan yang hanya berselang 10 hari setelah hari raya Galungan.

Hiasan penjor penuh makna, akan menghiasi sepanjang jalan yang menambah kesemarakan daerah tujuan wisata Pulau Dewata yang tidak pernah sepi dari aktivitas seni dan budaya. Suasana semarak itu hampir terjadi di semua tempat, baik di perkotaan maupun pedesaan di  Bali. Selain itu pada saat hari raya galungan dan kuningan biasanya akan ada Tradisi “ngelawang” yang diwarisi secara turun temurun itu bermakna untuk mengusir roh-roh jahat, menolak segala jenis penyakit yang mengganggu kehidupan manusia, termasuk secara niskala mengusir orang-orang yang bermaksud jahat, menggangu keamanan Bali yang akan menambah kesakrakalan dan kemeriahan hari raya galungan dan kuningan.

AKHIR KATA : SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA GALUNGAN & KUNINGAN UMAT SEDHARMA J J J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar